Huruf Alquran yang bagaimanakah yang tidak boleh dibaca?
Jawaban
Huruf hijaiyah yang tidak perlu dibaca dalam suatu ayat Al-Quran, menurut ilmu tajwid yakni huruf yang berharakat sukun. Karena harakat sukun merupakan penanda hilangnya vokal dalam huruf hijaiyah, maka huruf yang berharakat sukun ditandai sebagai huruf mati.
Pembahasan
Huruf hijaiyah merupakan huruf abjad dalam bahasa arab, yakni berjumlah 30 huruf, antara lain: ا (alif), ب (ba’), ت (ta’), ث (tsa), ج (jim), ح (ha’), خ (kha’), د (dal), ذ (dzal), ر (ra’), ز (za), س (sin’), ش (syin), ص (shad), ض (dhad), ط (tha’), ظ (zha’), ع (‘ain), غ (ghain), ف (fa’), ق (qaf), ك (kaf), ل (lam), م (mim), ن (nun), هـ (haa), و (wau), ي (ya’), ء (hamzah), لا (lam alif)
Adapun untuk huruf hijaiyah ini memiliki 5 tanda baca atau biasa disebut dengan harakat, yang meliputi:
- Harakat Fathah : yakni merupakan baris tanda bunyi dasar yang terdapat di atas huruf berupa garis ( ﹷ ) dibaca “a”. contoh (بَ) dibaca “ba”
- Harakat Kasrah : yakni merupakan baris tanda bunyi dasar yang terdapat di bawah huruf berupa garis ( ِ- ) dibaca “i”. Contoh (ج ِ) dibaca “Ji”
- Harakat Dhommah : yakni merupakan baris tanda bunyi dasar yang berbentuk seperti angka sembilan ( ُ- ) dan terletak di atas huruf dibaca “u”. contoh (ذُ) dibaca “Dzu”.
- Harakat Sukun : yakni merupakan penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati pada sebuah huruf hijaiyah. Letaknya di atas huruf yang dilambangkan dengan ( ْ- ).
- Harakat Tasydid : yakni merupakan harakat yang berbentuk menyerupai huruf w yang diletakkan di atas huruf arab. Harakat tasydid ini melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda. Contoh (مَدَّ) dibaca “Madda”.
- Harakat Tanwin : yakni merupakan baris tanda bunyi yang terdiri dari 3 bagian, antara lain:
- Fathahtain dengan dua baris di atas huruf ( ً- ) dibaca “an”.
- Kasrahtain dengan dua baris di bawah huruf ( ٍٍ- ) dibaca “in”.
- Dhammatain dengan dua dhammah di atas huruf ( ٌ- ) dibaca “un”.