Pada hari pertama Kongres I PGRI, yakni 100 hari setelah proklamasi RI, 24 November 1945 disampaikan protes keras dari peserta kongres guru tersebut kepada seluruh dunia internasional terhadap tindakan tentara pendudukan belanda dan sekutunya di Indonesia. Jelaskan 3 hal apa saja yang menjadi isi garis besar protes tersebut!

Pada hari pertama Kongres I PGRI, yakni 100 hari setelah proklamasi RI, 24 November 1945 disampaikan protes keras dari peserta kongres guru tersebut kepada seluruh dunia internasional terhadap tindakan tentara pendudukan belanda dan sekutunya di Indonesia. Jelaskan 3 hal apa saja yang menjadi isi garis besar protes tersebut!

Jawaban

Proklamasi yang didengungkan oleh para pemimpin Indonesia di tahun 1945 ikut menyemangati para guru di seluruh Provinsi di Indonesia untuk menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia yang diadakan pada tanggal 24-25 November 1945 di kota Surakarta.  Pada kongres tersebut ada 3 poin yang menjadi garis besar dan menjadi tujuan kongres tersebut, yaitu:

  1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
  3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Pembahasan

Pada Kongres Guru Indonesia ke 1 tersebut, diputuskan juga sebuah kesepakatan untuk menghapus segala macam pengelompokan guru yang berdasarkan perbedaan tamatan, lingkungan kerja, lingkungan daerah, politik, agama dan kesukuan.  Sehingga guru-guru yang masih aktif mengajar, para pensiunan guru yang masih aktif berjuang dan seluruh pegawai pendidikan di Republik Indonesia bersatu untuk mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Pada akhirnya di tanggal 25 November 1945 dimana kemerdekaan Republik Indonesia baru 100 hari didirikanlah Persatuan Guru Republik Indonesia yang disingkat PGRI, dan menyatakan semua guru diseluruh daerah yang berada di bawah Republik Indonesia menyatakan bersatu di dalam wadah PGRI.

Jauh sebelum PGRI terbentuk, sebetulnya perjuangan guru-guru di Indonesia sudah terorganisir pada zaman Hindia Belanda di tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda atau PGHB.  Organisasi guru tersebut mayoritas diisi oleh para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Yang menjadi permasalahan pada saat itu adalah masih berlakunya status sosial dan latar belakang pendidikan, sehingga tidak mudah menyatukan semua guru-guru di bawah naungan PGHB tersebut.

Dengan berbagai perbedaan itu, banyak sekali organisasi-organisasi guru yang muncul berdampingan dengan PGHB, diantaranya Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachts School (PGAS), Perserikatan Normaal School (PNS), Hogere Kweek School Bond (HKSB).  Selain itu ada organisasi guru dengan corak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama. Namun pada akhirnya semua organisasi guru tersebut kemudian melebur menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) yang kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).